Minggu, 06 Maret 2016

Sepenggal Kisah

Penggalan Kisah.....
Hidup yang penuh  dengan kecukupan adalah harapan dan keinginan semua anak siapapun itu, tak terkecuali dengan kami lima bersaudara. dengan maksud hijrah dari tanah jawa ke pulau sumatra berharap memperoleh kehidupan yang lebih baik ternyata harus dijalani  penuh dengan tantangan dan kerasnya cadas2 yang menjadi penghalang. kami berlima di bawa orang tua dengan kondisi yang masih sangat kecil bahkan usiaku saat itu  baru 3 atau 4 tahun dan kedua adiku masih sangat kecil-kecil dan masih harus di jaga oleh kakak dan orang tua, kami benar2 dalam kondisi ekonomi yang sangat sulit, jangankan untuk bersekolah untuk makan pun kami benar2 sulit, dan pada suatu hari datang saudara dari tanah jawa yang menawarkan agar aku dan satu adiku untuk ikut mereka kejawa, aku ikut nenek dan adiku ikut pamanku, selama hampir lima tahun aku dan adiku di jawa  tidak pernah tau keadaan keluarga disumatra, selain memang karena kami masih sangat kecil dan nenek serta pamanku juga ga pernah memberi tau kabar tentang keluarga disumatra, kami dijawa menjalani hari2 dengan biasa karena memang keadaan nenek kami juga bukan keluarga yang serba ada beruntung adiku yang ikut paman semua serba cukup, akan tetapi keberadaan adikupun tidak jauh berbeda karena sangat dibatasi dalam urusan uang dan kami pun sempat berkomunikasi bagai mana caranya kita mendapatkan uang paling tidak untuk keperluan jajan sendiri, akhirnya kami berdua sepakat untuk ikut bekerja mikul bambu yang panjangnya kurang lebih sepuluh sampai limabelas meter dan sangat berat karena bambu tersebut diikat tiga batang menjadi satu dan itu harus kami angkat dari perahu sungai dibawa ke  atas tanggul, karena kebetulan tempat tinggal kami   berdekatan dengan aliran sungai yang sanghat besar dan menjadi tempat hilir mudik para pencari rezeki  lewat sungai tersebut. dengan upah yang snagat kecil tapi membuat kami berdua cukup senang karena kami memperolehnya dengan keringat sendiri, bukan hanya mikul bambu kami berdua juga bekerja apa saja yang  bisa mendatangkan uang buat kami, dan itu kami lakukan sampai berhari2 dan menyebabkan semua nilai sekolah dan pelajaran mengajkiku sangat merosot, suatu hari kami kepergok oleh paman dan paman sangat marah lalu kami tidak diperbolehkan lagi bekerja  dan harus konsentrasi belajar dan mengaji, waktu terus berlalu suatu hari ketika kami baru kenaikan kelas dan saya naik kekelas VI ada berita kedua orang tuaku datang menjenguk kami berdua yang sekasligus minta untuk pulang kesumatra dan kamipun mengikuti kehendak mereka. rupanya kehidupan keluarga kami disumatra sudah mengalami perubahan, alkhamdulillah keluarga kami serba kecukupan dengan ramainya orang yang selalu makan diwarung makan keluarga kami, sungguh rezki yang patut kami sukuri, setiap hari kami berlima bahu membahu membantu  dan bekerja sebagai pemilik warung makan, hari demi hari kehidupan kami semakin baik  dan kami tetap tidak lupa dengan ibadah kepada Allah sebagai rasa sukur kami, sepuluh tahun berlalu keadaan warung makan keluarga kami mulai menurun perolehanya  tak seperti dulu lagi sepi dan yang makan semakin berkurang untung nya kami semua sudah pada dewasa dan tidak bergantung lagi dengan orang tua. hari demi hari keadaan tetap tidak berubah seolah2 olah rezki dari Allah memang dikurangi ditambah lagi secara tiba2 Ayah tercinta kami mengalami sakit dan harus dirawat dirumah sakit hingga sampai pada ajal kematianya, Allah telah memanggilnya untuk kembali padaNya, Allah telah mencukupkan waktunya untuk berbuat kebaikan didunia , sedih kami kehilangan sosok Ayah, orang yang  selama ini kami jadikan tauladan dan semangat bagi hidup kami, seorang pendidik juga seorang yang sangat muliya dan sabar dalam segala masalah dan persoalan,...kami benar2 kehilangan sosok yang sangat kami cintai dan banggakan semoga Allah menempatkan beliau  disurgaNya, amin ya RA. hari terus berlalu kepergian Ayah membuat Ibunda tercinta sangat terpukul, sudah 40 atau 50 tahun ibunda selalu ada  disisinya dalam suka maupun duka, kepergianya bukan hanya menyisakan tangis  dan kesedihan namun mengikis sedikit demi sedikit kesehatan ibunda , hingga beberapa tahun kemudian Ibunda menyusul dipanggil oleh yang maha kuasa Allah Aja Wajala. sungguh ini pukulan terberat buat kami semua, tangis kepiluan terus mngiringi kepergian ibunda kami tercinta, ada sepenggal Doa " Ya Allah Ampunilah Dosa dan kesalahan kedua orang tua kami, dosa yang disengaja atau yang tidak disengaja, dan tempatkanlah mereka didalam janah yang engkau janjikan kepada orang2 yang lurus". sisa pilu dan duka terus kami rasakan seiring kepergian orang2 yang kami cintai, dan seiring berjalanya waktu perlahan dan pasti kami berlima semakin kurang ada keharmonisan didalam menjalani hukuwah sebagaimana seorang muslim. salah satu dari kami merasa paling hebat dan kaya sehingga menjadikan jarak yang awalnya sudah terpenggal kini semakin jauh terpenggal dan retak, sulit rasanya mengembalikan ke keadaan  sebelumnya, tak pernah perduli bahwa masih ada saudara dan keluarga yang masih membutuhkan bantuanya , tapi situasi membuatnya semakin tidak perduli bahwa kami masih ada ikatan saudara, retak dan sulit menambalnya agar menjadi utuh , rasa hambar dan malas membuat semua semakin jauh saja, semoga Allah memberi petunjuk bagi orang2 yang hatinya telah dibutakan oleh harta dunia dan wanita,  kini kami hanya menunggu waktu dan keadaan kapan keharmonisan akan kembali terjalin walau sebenarnya rasa hambar ini mengalahkan kenginana tersebut, Tuhan Tolonglah Hambamu ini jangan Kau pisahkan jarak kami meski oleh kekayaan dan harta benda, jangan Kau bencikan hati orang2 yang kami cintai dan jangan pula engkau ninabobokan kami dalam gemerlapnya dunia, sadarkan kami dengan alunan ayat2Mu ya Allah, dan sadarkan kami agar kami tetap menjadi orang2 yang lurus dan benar.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar