Rabu, 21 Januari 2015

KERJASAMA ORANG TUA DAN PARA PENDIDIK

Keangkuhan dan kesombongan melekat pada setiap individu, baik dalam skala kecil maupun besar. setiap orang akan memiliki hasrat untuk membanggakan dirinya dengan menampilkan prestasi atau yang lainya. ia mencoba menarik perhatian orang disekelilingnya melalui tindakan itu. 
Pada anak, hal ini mulai muncul ketika berusia sekitar satu tahun. anak mulai suka berkeliling dan menarik perhatian orang lain melalui tingkah laku lucunya. ia akan mengulangi tindakan yang membuat orang tuanya dan orang lain gembira. terkadang pula anak memperlihatkan kepuasanya melalui gerak tubuh, seolah ingin menegaskan nilai penting dirinya.
Bangga terhadap diri sendiri  sebenarnya bukanlah perbuatan negatif. karena kenyataanya, perasaan ini memacu seseorang untuk berupaya karas mencapai hasil yang lebih baik melalui semangat kompetisi. anak akan bekerja keras untuk memperoleh hasil yang lebih tinggi dikelasnya. ia mencoba mengembangkan keahlianya dalam berpuisi atau menjadi pelukis yang hebat. hasrat anak untuk berkompetisi ini merupakan pertanda bahwa dirinya akan menjadi penyair, artis, pelukis atau ilmuwan besar dimasa depan.
keberadaan rasa bangga pada anak ini tak perlu dikawatirkan. yang penting adalah digunakan untuk keuntungan anak. bila hal ini diarahkan dengan benar maka akan diperoleh hasil yang baik. pada tahap awal usianya anak tak dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, ia mengamati reaksi orang tuanya untuk memutuskan tindakanya dan mengambil kesimpulan. pendidik yang jeli akan mendukung tindakan baik anak dengan mengekspresikan kegembiraan. pendidik juga dapat mendorong anak bersikap baik dengan dengan memperhatikan ketidaksenangan atas tindakan buruknya.
Beberapa orang tua yang tidak bijaksana, disebabkan cintanya pada anak, mencurahkan pujian berlebihan padanya tanpa mempertimbangkan apakah perbuatan anak itu baik atau tidak. dengan demikian mereka telah meletakan fondasi perilaku buruk pada anak. dalam tindakan itu mereka telah membesar-besarkan kualitas anak dan terus memujinya, akibatnya anak menjadi sombong, arogan, dan egois. ia selalu mengharap pujian dari orang lain seperti yang dilakuka orang tuanya. ketika tak memperoleh tanggapan yang diinginkan iapun menjadi putus asa. akhirnya ia membenci orang lain, sehingga pada tahap selanjutnya , ia mungkin saja berfikir untuk mencelakaan mereka. 
Oleh karena itu, orang tua harus membimbing anaknya kejalan yang benar, orang tua harus membimbing fikiran  anak menuju kepada Allah. dengan demikian mulai sekarang, bila anak melakukan kesalahan, jangan hanya mengatakan bahwa anda tidak menyukainya, tapi katakan pula bahwa Allah tidak menyukainya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar